Kamis, 05 Desember 2013



RESENSI KUMPULAN CERPEN
ANAK KEBANGGAAN





Judul Buku      : Robohnya Surau Kami
Pengarang       : A.A. Navis
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
Tebal Buku      : 148 (vi + 142)


Ali Akbar Navis atau yang lebih dikenal publik dengan sebutan A.A. Navis lahir di Kampung Jawa, Padang Panjang pada tanggal 17 November 1924. Navis belajar di INS Kayutanam dari tahun 1932sampai 1943. Sejak tahun 1968 kembali mengabdi untuk lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammad Syafei itu. A.A Navis dikenal sebagai seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia yang menjadikan menulis sebagai alat dalam kehidupannya.

Beliau sudah banyak membuat berbagai jenis cerpen, puisi, novel, kumpulan esai, hingga penulisan biografi dan otobiografi. Pada tahun 1956, ia menulis kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami. Didalam buku tersebut terdapat 11 cerpen. Pada salah satu cerpen yang berjudul “Anak Kebanggaan”  beliau memberikan sentuhan yang membuat pembaca benar-benar terbawa dalam jalan ceritanya.
Secara keseluruhan tema yang diangkat adalah  Keagamaan.Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang bermajas. Berlatar tempat di Rumah Ompi, berlatar waktu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari.

Pada cerpen “Anak Kebanggaan” terdapat 1 tokoh utama, dimana seorang ayah yang sangat membanggakan anaknya dan sangat menginginkan anaknya menjadi seorang dokter ataupun insinyur.
**
Ompi, laki-laki yang ditinggalkan istrinya semenjak 12 tahun, tinggal bersama anak semata wayangnya yang sangat ia  sayangi, semua perhatian kasih sayang  Ompi tertuju untuk anak kesayangannya.
Sebut saja Indra Budiman yaitu anak kebanggaan Ompi, karena dia mampu memberikan nilai-nilai disekolahnya pada Ompi dengan nilai yang baik. Ompi sangat yakin bahwa anaknya kelak akan menjadi seorang dokter, yang sangat ia cita-citakan.

Semenjak Indra Budiman pergi ke Jakarta untuk berkuliah dengan jurusan kedokteran, Ompi sangat yakin kelak cita-cita anaknya akan tercapai itu dilihat dari setiap semester, anaknya selalu mengirimkan nilai-nilai rapor yang baik kepada Ompi. Namun Ompi, berprasangka bahwa banyak orang yang membicarakan tentang kesuksesan anaknya, disitu Ompi merasa angkuh.

Ompi merasa bahwa anaknya harus segera ditunangkan, dikampungnya seorang gadislah yang harus meminang laki-laki  namun, dikampung Ompi tak seorangpun orang tua yang ingin mengawinkan anaknya dengan Indra Budiman. Ompi pun merasa dendam, jika nanti anaknya sudah menjadi dokter dia akan memamerkan anaknya kepada gadis-gadis dikampungnya, betapa menyesalnya mereka tidak memilih Indar Budiman.
Namun Ompi yakin Indra Budiman akan mendapatkan gadis-gadis di Jakarta yang tentunya lebih cantik dibandingkan dengan gadis-gadis yang ada dikampungnya.
Dengan keadaan Ompi yang berada dikampung sedangkan Indra Budiman di Jakarta, maka Ompi selalu mengirimkan surat yang berisi foto-foto gadis cantik yang tidak peduli apakah gadis-gadis itu sudah menikah atau belum, masih hidup ataupun sudah meninggal kepada anaknya Indra Budiman.
Disaat Ompi kehabisan foto-foto gadis itu karena ia tidak dapat mengirimkan kepada anaknya lagi, Ompi merasa gelisah, mengapa Indra Budiman tidak mengirimkan surat pada ayahnya.

Suatu hari, pak Pos mengantarkan surat kepada Ompi, betapa berdebarnya hati Ompi ternyata surat yang dinanti-natikan sudah lama akhirnya datang. Ompi tak percaya, ternyata pak Pos mengembalikan semua surat-surat yang ia kirimkan pada anaknya.
Semenjak itu Ompi jatuh sakit ia menderita lahir dan batin. Hanya satu hal yang ia nantikan yaitu surat dari Indra Budiman. Ia nampak kurus dengan mata yang lebar dan redup.
Ompi tidak lagi memanggil dokter, karena itu dapat memperdalam risau hatinya, mengingat Indra Budiman akan menjadi dokter, namun  tak sepucuk suratpun datang darinya.

Pada suatu hari terjadilah apa yang ku duga, pak Pos datang tepat pukul jam 11 siang, ia mengantarkan sepucuk telegram. Telegram tersebut dari Indra Budiman anak kebanggaan Ompi. Sontak Ompi menyuruhku untuk membuka telegram itu, namun belum sempat dibuka Ompi langsung mengambil telegram itu dari tanganku. Betapa gembiranya hati Ompi sampai-sampai ia tidak mau kegembiraan itu akan membuatnya mati lemas. Ompi tidak membuka telegram itu, ia cium telegram itu sampai tangannya terkulai dan matanya redup dan telegram itu jatuh terkapar dipangkuannya.
**
Dalam menuliskan cerpen “Anak Kebanggaan” pengarang menggunakan bahasa yang bermajas sehingga sangat sulit untuk dimengerti dengan cepat meskipun dengan gaya bahasa seperti itu cerpen terlihat menjadi indah.
Meskipun begitu, dari penggunaan bahasa yang terlalu bermajas itu sangat cocok bagi siswa khususnya siswa SMA yang ingin belajar sastra ataupun yang  menyukai sastra.
Cerpen yang dituliskan pengarang dapat memberikan nasihat bahwa kita sebagai manusia hendaklah selalu rendah hati dan selalu mengingat kepada Tuhan, bahwa manusia itu hanya bisa berencana dan semuanya Tuhan-lah yang memutuskan. 

RESENSI NOVEL

OKE.. ini ni... novel comedy yg paling Absurd seantero jaguaad raya...

Judul                     : Ekspedisi Cinta Gokil si Daren
Penulis                 :  Comell Shalala
Penerbit              :Sinar Kejora
Tebal                     : 200 halaman
                Novel  Ekspedisi Cinta Gokil Si Daren , buku cetakan pertama dari Comell Shalala ini bisa dikatakan sebagai novel penghilang stres karena semua konflik yang ada dalam novel ini selalu disuguhgak dengan banyolan ataupun dengan lawakan yang unik dan kreatif, sehingga tak heran jika novel ini  digunakan sebagai obat anti galau.
                Novel ini menceritakan tentang  perjalanan mahasisiwa yang sudah tidak muda lagi, namun masih bertahan dikampusnya demi mendapatkan seorang pujaan hati untuk ibunnya, makanya dia dikatakan sebagai Mahasisiwa Abadi di kampusnya.
Bebagai tokoh yang ada di novel ini, mempunyai perwatakaan yang berbeda beda sesuai dengan gaya hidup mereka. Sebut saja Daren, mahasisiwa abadi ini memiliki watak yang masih keanak anakkan sehingga dia punya sejuta banyolan yang sanagt segar. Kedua Dalyus, tokoh satu ini mempunyai bibir yang super lebar, tak heran jika banyak teman temannya termasuk sahabtnya yaitu Daren selalu jaga jarak saat Dalyus bicara. Ketiga Pedro, tokoh yang  satu ini prilakunya sangat wajar, sehingga segala ide ide cemerlangnya selalu diterima oleh sahabat sahabatnya yaitu Daren dan Dalyus, namun keunikan dari tokoh ini, dilihat dari rambutnya yang botak plontos seperti profesor profesor ternama.Keempat perempuan cantik, yang diidam idamkan oleh tokoh Daren karena tutur katanya dan prilakunya yang sanagat sopan. Dan terakhir si Bapak dan si Ibu dari tokoh Daren yang selalu protektif, menjaga anaknya walaupun anaknya sudah dicap sebagai mahasiswa abadi.
Alur yang disuguhkan di novel ini, mudah di pahami.Namun kita perlu memahaminya dengan perlahan lahan karena disetiap bacaan selalu disuguhkan dengan lawakan yang dapat mengguncang perut, Anda.
Sudut pandang yang diberikan berupa Sudut pandang orang Pertama dengan nama tokoh utama yaitu  Daren. Karena ini novel obat anti galau, jelas sudah jika bahasa yang digunakan adalah bahasa bahasa gaul, sesuai dengan latar novel tersebut. Dan novel ini banyak mengambil latar di Kampus si Daren karena dia akan menemukan pujaan hatinya di kampus tersebut.
****
                Dalam novel ini Comnell Shalala  menampilkan aksi aksi 3 sahabat  yang mana salah satu dari mereka, mencari pujaan hati hingga usianya tak muda lagi, yaitu si Daren.Daren si mahasisiwa abadi, masih saja magang di kampusnya hampir memasuki semester 7, belum juga mendapatkan pujaan hatinya, sehingga dia melakukan berbagai cara dari  ide ide takterduga dari 2 sahabatnya demi mendapatkan sang pujaan hati (hlm.31).   
Salah satu cara yang diberikan oleh salah satu sahabat Daren yaitu Pedro, adalah Daren harus mengekost di kost belakang kampus, agar dia dapat mencari pujaan hatinya. Namun cara yang diberikan Pedro sngatlah merugikan bagi Daren, ternyata kostan Putra yang berada disamping kosatan Putri itu banyak lelaki jadi jadian, secara langsung kejadian itu membuat image Daren hancur, karena dikira Daren ikut menjadi  seperti lelaki jadi jadian (Bencong). (hlm.73)
                Tak mau kampus Daren terkena imbasnya, Darenpun  dipanggil oleh Rektor. Dia harus menjelaskan semua tentang apa yang sebebarnya terjadi, dan dia harus mengatakankan sejujur jujurnya , jika tidak Daren akan di keluarkan dari kampus. (hlm.86)
                Dalam novel ini dipertemukannya  Daren dan Lana yang takterduga, karena saat Daren sedang melakukan kebiasaan di kampusnya yaitu mengatur strategi demi mendapatkan pujaaan hati, tiba tiba Lana datang ke kampus Daren untuk menemui Rektor kampus.Saat Daren pulang  bersama Lana dan menunggu di Halte, disitu Daren sangat senang, namun kesenangan itu musnah, saat ada seorang lelaki jadi jadian (Bencong) yang mendekati Daren (hlm. 93) . Malam harinya di kompleks Daren ada syukuran atas  hadirnya tetangga baru di sekitar kompleksnya. Tak diduga ternyata Lana adalah tetangga baru di kompleks tersebut, Daren pun sangat gembira, akhirnya wanita yang dia idamidamkan dapat sekompleks dengannya dan ternyata Ayah dari Lana adalah seorang Rektor di kampus Daren.(hlm.112)
                Comellpun mengakhiri  kisah kesendirian Daren dengan mempertemukan Lana, dan mereka berpacaran, dan langsung melakukan pernikahan karena dari dua belah pihak sudah mendapatkan persetujuan (hlm.193).
****
                Membaca novel ini sangat memberikan inspirasi lewat lawakan lawakan  dari setiap kejadian yang ada di dalam novel. Karena setiap kita mebacanya kita selalu disuguhkan dengan lawakan yang unik sehingga saat kita membaca novel ini tidak merasa bosan.
                Namun, karena terlalu banyak lawakan yang ada disetiap kejadian bahkan paragraf, membuat kita merasa bahwa novel ini tidak fokus pada alur ceitanya sehingga novel ini dinilai tidak jelas pada alurnya .Ada baiknya jika penulis  Comell Shalala dapat memberikan  kesenggangan di novel tersebut sehingga dalam novel tersebut tidak seutuhnya berisi kelucuan maka  pembaca dapat fokus dan mengerti maksud  jalan ceritanya.
Novel ini ditujukan untuk para galauers yang perlu lawakan lawakan yang segar dan lucu untuk memulihkan hati yang sedang galau.

Senin, 02 Desember 2013

KAA (KONFERENSI ASIA AFRIKA)

MENGKAJI PERANAN ORGANISASI INTERNASIONAL
Konferensi ASIA-AFRIKA
Latar belakang : 
Pasca perang dunia ke-2 banyak negara-negara di kawasan asia dan afrika masih dijajah oleh penjajahnya. Contoh : Malaysia dan Singapura masih dijajah oleh Inggris, Kongo masih dijajah Belgia, dan masih banyak lagi. Di daerah jajahan masih hidup dalam kekurangan, miskin, tidak berpendidikan, dan diliputi peraseen rendah diri. Sebagai pemlik sah bumi, alam negerinya sendiri, mereka tidak dapat memanfaaatkan kekayaan tersebut karena mereka dijajah. Selain itu bangsa-bangsa asia yang sudah merdeka masih belum mendapat kesadaran untuk bersatu. Misalnya, China bersengketa dengan taiwan untuk memperebutkan pulau Quemoi. Ditambah lagi PBB tidak mampu menyelesaikan persengketaan antara bangsa-bangsa yang bersengketa. Sementara itu dunia sedang diliputi oleh adanya persengketaan antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet beserta sekutu-sekutunya mengenai perkembangan persenjatan modern. Hal-hal itulah yang menjadi latar belakang penyebab berdirinya Konferensi Asia Afrika. 

Dasar-dasar penyebab konferensi asia afrika.
Dasar-dasar penyabab konferensi asia afrika :
1.letak benua asia dan afrika yang berdekatan dan mampunyai kesamaan geografis.
2.kedua benua memiliki kesamaan yang kuat bukan hanya faktor keturunan, akan tetapi juga faktor agama dan sejarah.
3.kedua benua juga memiliki kesamaan nasib, yaitu sama-sama dijajah oleh negara-negara eropa.
4.setelah merdeka kedua beua juga memiliki persoalan yang harus dihadapi bersama.
Sebelum diadakan konferensi asia afrika pemuda asia mengadakan ”Kongres Liga Internasional Anti Penjajahan dan Penindasan” di Brussel (Belgia) pada tanggal 15 Januari 1927. Selain itu para peuda arab berkumpul di Bludan untuk membentuk Pan-Arabisme pada tanggal 18 september 1937. pada tanggal 2 april 1947 Sri Pandhit Jawaharlal Nehru mengadakan Konferensi Hubungan Antar Asia di New Delhi.

Konferensi pendahuluan :

a. Konferensi kolombo.
Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Langka pada tanggal 28 April sampai sengan 2 Mei 1954. Tujuannya adalah membahas masalah Vietnam dalam
menghadapi Konferensi Jenewa pada tahun 1954. Kemudian berkembang
gagasan baru, setelah Indonesia melontarkan pentingnya menyelenggarakan
KAA. Meskipun diwarnai sikap yang agak ragu-ragu, konferensi berhasil
memutuskan hal-hal sebagai berikut:
--Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan perancis.
--Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Marroko.
--Menyetujui dilaksanakannya KAA dan memilih Indonesia sebagai tuan rumah.

b. Konferensi Bogor (Pancanegara)
Sesuai hasil putusan Konferensi Kolombo, Indonesia kemudian melakukan pendekatan diplomatik kepada 18 negara Asia dan Afrika. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tanggapan negara-negara tersebut terhadap ide penyelenggaraan KAA. Ternyata, negara-negara yang dihubungi
menyambut baik dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya. Sebagai tindak lanjut, Indonesia mengadakan Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1954 dengan mengundang peserta Konferensi Kolombo.

Konferensi Bogor dihadiri tokoh-tokoh penting, yaitu:
--Mr. Ali Sastroamidjojo (PM Indonesia),
--Pandit Jawaharlal Nehru (PM India),
--Mohammad Ali (PM Pakistan),
--U Nu (PM Birma/Myanmar), dan
--Sir John Kotelawala (PM Sri Langka).

Konferensi tersebut membicarakan persiapan-persiapan terakhir pelaksanaan KAA. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Konferensi Bogor adalah sebagai berikut:
--KAA akan diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
--KAA akan diikuti oleh 30 negara sebagai peserta.
--Menetapkan rancangan agenda KAA.
--Merumuskan tujuan-tujuan pokok KAA.

Konferensi Asia Afrika.
Konferensi tersebut mengundang 30 negara antara lain :
*tidak hadir dalam KAA karena terjadi pergolakan politik. (sejenis dengan politik apertheid di Afrika Selatan)
KAA dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955 dan dibuka oleh Presiden Soekarno. Setelah Presiden Soekarno mengakhiri pidatonya, para peserta secara aklamasi menyetujui pimpinan rapat sebagai berikut:
• Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjojo
• Sekretaris Jenderal : Ruslan Abdulgani
• Ketua Komite Politik : Mr. Ali Sastroamidjojo
• Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roeseno
• Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muhammad Yamin.

Tujuan KAA.
Adapun tujuan dilaksanakan KAA adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan kehendak baik, kerjasama, persahabatan, dan hubungan antar bangsa Asia dan Afrika.
2. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
3. Mempertimbangkan masalah-masalah khusus, seperti kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme.
4. Meningkatkan peran Asia dan Afrika dalam memajukan kerjasama dan perdamaian dunia.
Jalannya konferensi.

Secara umum, KAA berjalan lancar, meskipun ada beberapa kendala yang telah
diduga sebelumnya. Kendala itu sebagai akibat perbedaan sistem politik masing-masing
peserta. Filipina, Thailand, Pakistan, dan Turki adalah negara-negara yang pro Barat. Cina dan Vietnam Utara adalah negara-negara yang pro komunis. Sedangkan Indonesia, India, Mesir, dan Birma adalah negara-negara yang bersikap netral.

Hasil KAA :
1) Kerjasama di bidang ekonomi,
2) Kerjasama di bidang kebudayaan,
3) Hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri,
4) Masalah segenap rakyat terjajah, serta
5) Masalah perdamaian dan kerjasama dunia.

Di samping itu, konferensi berhasil merumuskan sepuluh prinsip yang
dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung, yaitu:
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan, serta asas-asas yangtermuat dalam piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsabangsa,baik besar maupun kecil.
3. Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan. semua bangsa-bangsa besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB. 
6. A. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negaranegara besar. B. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain. 
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman-ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas territorial atau kemerdekaan politik sesuatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, arbitrase atau penyelesaian hakim sesuai dengan piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Pelaksanaan KAA membawa beberapa perubahan, baik bagi Indonesia,
negera-negara Asia dan Afrika, maupun dunia.

1. Bagi Indonesia. 
a. Indonesia mendapat dukungan dari negara-negara Asia dan Afrika dalam merebut kembali Irian Barat.
b. Politik luar negeri bebas aktif Indonesia mulai diikuti oleh negara-negara yang memihak blok Barat atau Timur.

2. Bagi negara-negara Asia dan Afrika
a. Perjuangan negara-negara Asia dan Afrika untuk memperoleh kemerdekaan semakin meningkat.
b. Kedudukan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika semakin meningkat dalam percaturan politik internasional.
c. terciptanya hubungan dan kerjasama antara bangsa-bangsa dan negara-negara Asia dan Afrika dalam bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

3. Bagi dunia
a. Berkurangnya ketegangan antara blok Barat dan blok Timur.
b. Amerika Serikat dan Australia mulai menghapus politik ras diskri-minasi.
c. Negara-negara imperialis-kolonialis mulai melepaskan negara-negara jajahannya.

KAA telah berhasil menggalang solidaritas antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Dasasila Bandung berhasil membakar semangat dan memperkuat moral bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang sedang berjuang mencaai kemerdekaan. Sebelum KAA, di Afrika hanya terdapat lima negara yang merdeka, yaitu Mesir, Libya, Ethiopia, Liberia, dan Afrika Selatan. Setelah KAA sampai tahun 1965, tercatat 33 negara di Afrika memperoleh kemerdekaannya.




























Konferensi Asia Afrika dan Peran Indonesia

            Pemerintah Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung. Keberhasilan itu merupakan suatu prestasi besar karena diselenggarakan di tengah-tengah maraknya gerakan separatis dan keadaan pemerintahan yang tak satabil.
Latar belakang penyelenggaraan KAA adalah :
a.   Pertentangan antara Blok Barat (kapitalis) dan Blok Timur (komunis) yang mengancam ketertiban dan perdamaian dunia
b.   Sebagian besar negara-negara Asia-Afrika yang menjadi korban imperialism-kolonialisme negara-negara Barat
c.    Pelaksanaan politik apartheid (diskriminasi) di beberapa negara Afrika
d.   Perlunya kerjasama antara negara-negara Asia-Afrika dalam menghadapi masalah pembangunan ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan

Ide melaksanakan KAA datang dari Negara Indonesia yang kemudian disambut positif dari negara-negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan Birma (Myanmar). Kelima negara itu, kemudian menjadi sponsor penyelenggaraan KAA. Untuk mempersiapkan KAA, kelima negara di atas menyelenggarakan konferensi pendahuluan, yaitu :
A.   Konferensi Kolombo
Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Langka pada tanggal 28 April s/d 2 Mei 1954. Tujuannya adalah membahas masalah Vietnam dalam menghadapi Konferensi Jenewa pada tahun 1954. Selain itu konferensi berhasil memutuskan hal-hal sebagai berikut :
a.   Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis
b.   Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia da Marroko
c.    Menyetujui dilaksanakannya KAA dan menugaskan Indonesia untuk menyelidiki kemungkinan KAA itu
B.    Konferensi Bogor (Pancanegara)
Sesuai hasil putusan Konferensi Kolombo, Indonesia kemudian melakukan pendekatan diplomatik kepada 18 negara Asia-Afrika. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tanggapan negara-negara tersebut terhadap ide penyelenggaraan KAA. Ternyata, negara-negara yang dihubungi menyambut baik dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya.
Sebagai tindak lanjut, Indonesia mengadakan Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1964 dengan mengundang peserta Konferensi Bogor dihadiri tokoh-tokoh penting, yaitu :
1.     Mr. Ali Sastroamidjojo (PM Indonesia)
2.    Pandit Jawaharlal Nehru (PM India)
3.    Mohammad Ali (PM Pakistan)
4.    U Nu (PM Birma/Myanmar), dan
5.    Sir John Kotelawala (PM Sri Langka
Konferensi tersebut membicarakan persiapan-persiapan terakhir pelaksanaan KAA. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Konferensi Bogor adalah sebagai berikut :
a.   KAA akan diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955
b.   KAA akan 30 negara sebagai peserta
c.    Menetapkan rancangan agenda KAA
d.    Merumuskan tujuan-tujuan pokok KAA
KAA dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955 dan dibuka oleh Presiden Soekarno. Adapun tujuan dilaksanakan KAA sebagai berikut :
a.    Mewujudkan kehendak baik, kerjasama, persahabatan, dan hubungan antar bangsa Asia-Afrika
b.   Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan bangsa-bangsa Asia-Afrika
c.     Mempertimbangkan masalah-masalah khusus, seperti kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme
d.   Meningkatkan peran Asia-Afrika dalam memajukan kerjasama dan perdamaian dunia
KAA membawa beberapa perubahan, baik bagi Indonesia, negara-negara Asia-Afrika, maupun dunia, yaitu :
·         Bagi Indonesia
1.     Indonesia mendapat dukungan dari negara-negara Asia-Afrika dalam merebut kembali Irian Barat
2.    Politik luar negeri bebas aktif Indonesia mulai diikuti oleh negara-negara yang memihak blok Barat atau Timur
·         Bagi negara-negara Asia-Afrika
1.     Perjuangan negara-negara Asia-Afrika untuk memperoleh kemerdekaan semakin meningkat
2.    Kedudukan bangsa-bangsa di Asia-Afrika semakin meningkat dalam percaturan plitik Internasional
3.    Terciptanya hubungan dan kerjasama antara bangsa-bangsa dan negara-negara Asia-Afrika dalam bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan
·         Bagi dunia
1.     Berkurangnya ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur
2.    Amerika Serikat dan Australia mulai menghapus politik ras diskriminasi
3.    Negara-negara imperialis-kolonialis mulai melepaskan negara-negara jajahannya












SEJARAH KONFERENSI ASIA AFRIKA
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945,tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia Afrika,masih ada masalah dan muncul masalah baru yang mengakibatkan masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideology maupun kepentingan,yaitu Blok Barat dan Blok Timur.Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap Blok berusaha menarik negara-negara Asia dan afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatnkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung diantara dua Blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan nama “Perang Dingin”.

Timbulnya pergolakan didunia disebabkan pula masih adanya penjajahan di bumi kita ini, terutama di belahan Asia dan Afrika. Memang sebelum tahun 1945, pada umumnya dunia Asia dan Afrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat dalam aneka bentuk. Tetapi sejak tahun 1945, banyak di daerah Asia Afrika menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika. Beberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah-masalah sisa penjajahan seperti Indonesia tentang Irian Barat , India dan Pakistan terpaksa mengungsi, karena tanah air mereka diduduki secara paksa oleh pasukan Israel yang di Bantu oleh amerika Serikat.

Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri dibeberapa Asia Afrika yang telah merdeka pun masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik divide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangakan kenyataannya, akibtan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Keadaan itulah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika.


LAHIRNYA IDE KONFERENSI
Keterangan Pemerintah Indonesia tentang politik luar negeri yang disampaikan oleh Perdana Menteri Mr.Ali Sastroamidjojo, di depan parlemen pada tanggal 25 Agustus 1953, menyatakan;
“Kerja sama dalam golongan negara-negara Asia Arab (Afrika) kami pandang penting benar, karena kami yakin, bahwa kerja sama erat negara-negara tersebut tentulah akan memperkuat usaha ke arah perdamaian dunia yang kekal. Kerjasama antar negara-negara Asia Afrika tersebut adalah sesuai benar dengan aturan-aturan dalam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menyenangi kerjasama kedaerahan (regional arrangements). Lain dari itu negara-negara itu pada umumnya memang mempunyai pendirian-pendirian yang sama dalam beberapa soal di lapangan internasional, jadi mempunyai dasar sama (commonground)untuk mengadakan golongan yang khusus. Dari sebab itu kerja sama tersebut akan kami lanjutkan dan pererat”.
Bunyi pernyataan tersebut mencerminkan ide dan kehendak Pemerintah Indonesia untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara Asia Afrika.
Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon (Srilangka) Sir Jhon Kotelawala mengundang para Perdana Menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud mengadakan suatu pertemuan informal di negaranya. Undangan tersebut di terima baik oleh semua pimpinan pemerintah negara yang diundang.
Pertemuan yang kemudian disebut Konferensi Kolombo itu dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 1954. konferensi ini membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama.
Yang menarik perhatian para peserta konferensi, diantaranya pernyataan yang diajukan oleh Perdana Menteri Indonesia :
“Where do we stand now, we the peoples of Asia , in this world of ours to day?” (“Dimana sekarang kita berdiri, bangsa Asia sedang berada di tengah-tengah persaingan dunia?”), kemudian pernyataan tersebut dijawab sendiri dengan menyatakan:
“We have noe indeed at the cross-roads of the historyof mankind. It is therefore that we Prime Minister of five Asian countries are meeting here to discuss those crucial problems whice urge Indonesia to propose that another conference be convened wide3r in scope, between the African and Asian Nations. I am convined that the problems are not only convened to the Asian countries represented here but also are of equal importance to the Afrika and other Asian countries”.
(Kita sekarang berada dipersimpangan jalan sejatah umat manusia. Oleh karena itu kita Lima Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu disini untuk membicarakan masalah-masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang kita wakili. Ada beberapa hal yang mendorong Indonesia mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas, antara negara-negara Afrika dan Asia . Saya percaya bahwa masalah-masalah itu tidak terjadi hanya di negara-negara Asia yang terwakili disini, tetapi juga sama pentingnya bagi negara-negara Afrika dan Asia lainnya”).
Pernyataan tersebut memberi arah kepada lahirnya Konferensi Asia Afrika.
Selanjutnya, soal perlunya Konferensi Asia Afrika diadakan, diajukan pula oleh Indonesia dalam sidang berikutnya. Usul itu akhirnya diterima oleh semua konferensi, walaupun masih dalam suasana keraguan.
Perdana Menteri Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi undangan Perdana Menteri Srilangka dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan Pemerintah Indonesia . Bahan-bahan tersebut merupakan hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mr.Sunario. rapat dinas tersebut diadakan di tugu ( Bogor ) pada tanggal 9 Sampai dengan 22 Maret 1954.
Akhirnya, dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo, dinyatakan bahwa para Perdana Menteri peserta konferensi mkembicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi negara-negara Asia Afrika dan menyetujui usul agar Perdana Menteri Indonesia dapat menjejaki sampai dimana kemungkinannya mengadakan konferensi semacam itu.
USAHA-USAHA PERSIAPAN KONFERENSI
Konferensi Kolombo telah menugaskan Indonesia agar menjejaki kemungkinan untuk diadakannya Konferensi Asia Afrika. Dalam rangka menunaikan tugas itu Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatic kepada 18 negara Asia Afrika. Maksudnya, untuk mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut terhada ide mengadakan Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan tersebut dijelasakan bahwa tujuan utama konferense tersebut ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia afrika pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun dalam hal waktu dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.
Pada tanggal 18 Agustus 1954, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dari India, melalui suratnya, mengingatkan Perdana Menteri Indonesia tentang perkembangan situasi dunia dewasa ini yang semakin gawat, sehubungan dengan adanya usul untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika. Memang Perdana Menteri India dalam menerima usul itu masih disertai keraguan akan berhasil-tidaknya usul itu dilaksanakan. Barulah setelah kunjungan Perdana Menteri Indonesia pada tanggal 25 September 1954, beliau yakin benar akan pentingnya diadakan konferensi semacam itu, seperti tercermin dalam pernyataan bersama pada akhir kunjungan Perdan Menteri Indonesia :
“The prime reprensentatives discussed also the proposal to have a conference of representatives of Asians and African countries and were agreed that a conference of this kind was desirble and world be helpful in promoting. Is should be held at an early date”.
(“Para Perdana Menteri telah membicarakan usulan untuk mengadakan sebuah konferensi yang mewakili negara-negara Asia dan Afrika serta menyetujui konferensi seperti ini sangat diperlukan dan akan membantu terciptanya perdamaian sekaligus pendekatan bersama ke arah masalah (yang dihadapi). Hendaknya konferensi ini diadakan selekas mungkin”).
Keyakinan serupa dinyatakan pula oleh Perdana Menteri Birma U Nu pada tanggal 28 september 1954.
Dengan demikian, maka usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika dianggap selesai dan berhasil serta usaha selanjutnya ialah mempersiapkan pelaksanaan konferensi itu.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdan Menteri peserta Konferensi Kolombo (Birma, Srilangka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan Konferensi di Bogor pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara. Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia Afrika diadakan atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konferensi tersebut menjadi negara sponsornya. Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia atas nama lima negara.
TUJUAN KONFERENSI
Konferensi Bogor menghasilkan 4 tujuan pokok Konferensi Asia Afrika yaitu :
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerjasama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika , untuk menjelajah serta memajukan kepentingan-kepentingan mereka , baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik.
2. Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan social , ekonomi , dan kebudayaan Negara yang diwakili.
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme.
4. Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika , serta rakyat-rakyatnya didalam dunis dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama didunia.
PESERTA DAN WAKTU KONFERENSI
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara.yaitu : Afganistan, Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Libanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang thai), Turki, Republik Demokrasi Vietnam (Vietnam Utara), Vietnam Selatan, dan Yaman . Waktu Konferensi ditetapkan pada minggu terakhir April 1995.
Mengingat Negara-negara yang akan diundang mempunyai politik luar negeri serta system politik dan social yang berbeda-beda.Konferensi Bogor menentukan bahwa menerima undangan untuk turut dalam konferensi Asia Afrika tidak berarti bahwa Negara peserta tersebut akan berubah atau dianggap berubah pendiriannya mengenai status dari negara-negara lain.Konferensi menjunjung tinggi pula asas bahwa bentuk pemerintahan atau cara hidup sesuatu negara sekali-sekali tidak akan dapat dicampuri oleh negara lain.Maksud utama konferensi ialah supaya negara-negara peserta menjadi lebih saling mengetahui pendirian mereka masing-masing
PELAKSANAAN KAA 1955
Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang Konferensi . Hotel Homann, Hotel Preanger, dan 12 (duabelas) hotel lainnya serta perumahan perorangan dan pemerintah dipersiapkan pula sebagai tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang.
Keperluan transport dilayani oleh 143 mobil, 30 taksi, 20 bus, dengan jumlah 230 sopir dan 350 ton bensin tiap hari serta cadangan 175 ton bensin.
Dalam kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada tanggal 17 April 1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Penggantian nama tersebut dimaksudkan untuk lebih menyemarakkan konferensi dan menciptakan suasana konferensi yang sesuai dengan tujuan konferensi.
Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada Kepala Pemerintahan 25 (dua puluh lima ) negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya. Sedangkan 24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu, meskipun pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.
Dalam penutup komunike terakhir dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika menganjurkan menganjurkan supaya kelima negara penyelenggara mempertimbangkan untuk diadakan pertemuan berikutnya dari konferensi ini, dengan meminta pendapat negara-negara pesreta lainnya. Tetapi usaha untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika kedua sesalu mengalami hambatan yang sulit diatasi. Tatkala usaha itu hampir terwujud (1964), tiba-tiba di negara tuan rumah (Aljazair) terjadi pergantian pemerintahan, sehingga konferensi itu jadi.
Konferensi Asia Afrika di Bandung, telah berhasil menggalang persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika,baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah regiobal . Konferensi serupa bagi kalangan tertentu di Asia dan Afrika beberapa lkali diadakan pula, seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika , Konferensi Islam Asia Afrika, Konferensi Pengarang Asia Afrika, dan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia da Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah negara merdeka dibenua Asia dan Afrika. Semua itu menandakan bahwa ciat-cita dan semangat Dasa Siala Bandung semakin merasuk kedalam tubuh bangsa-bangsa Aia dan Afrika.
Jiwa Bandung dengan Dasa Silanya telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan internasional. Bandung telah melahirkan faham Dunia Ketiga atau “ Non-Aligned”terhadap dunia pertamanya Washington dan Dunia keduanya Moscow Jawa Bandung telah mengubah juga struktur perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Forum PBB bukan lagi forum eksklusif Barat dan Timur.
Sebagai penutup uraian singkat ini, dikutip bagian terakhir pidato penutupan Ketua Konferensi Asuia Afrika sebagai berikut : “May we continue on the way we have taken together and may the Bandung Conference stay as a beacom guiding the future progress of Asia and Afrika”
( “ Semoga kita dapat meneruskan perjalanan kita diatas jalan yang telah kita pilih bersama-sama dan semoga Konferensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing kemajuan dimasa depan dari Asia dan Afrika “)
KOMUNIKE AKHIR KONFERENSI ASIA AFRIKA
Konferensi Asia Afrika bersidang di Bandung dari tanggal 18 sampai 24 April 1955, atas undangan dari para Perdana Menteri Birma, Srilanka , India , Indonesia , dan Pakistan . Kecuali negara-negara sponsor, konferensi ini juga dihadiri oleh 24 negara sebagai berikut :
1. Kamboja
2. Republik Rakyat Cina
3. Ethiopia
4. Pantai Emas
5. Iran
6. Irak
7. Jepang
8. Yordania
9. Laos
10. Lebanon
11. Liberia
12. Libya
13. Nepal
14. Filipina
15. Saudi Arabia
16. Sudan
17. Syiria
18. Muang Thai
19. Turki
20. Republik Demokrasi Viet-Nam
21. Viet-nam Selatan
22. Yaman
23. Afganistan
24. Mesir

Konferensi Asia Afrika membicarakan masalah-masalah yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama negara-negara Asia dan Afrika dan membahas cara-cara dan upaya-upaya agar rakyat mereka dapat mencapai kerjasama ekonomi , kebudayaan, dan politik yang lebih erat.
1. KERJASAMA EKONOMI
2. KERJASAMA KEBUDAYAAN
3. HAK-HAK ASASI MANUSIA DAN HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI
4. MASALAH RAKYAT-RAKYAT YANG BELUM MERDEKA
5. MASALAH-MASALAH LAINNYA
6. PENINGKATAN PERDAMAIAN DAN KERJASAMA DUNIA
7. DEKLARASI TENTANG PENINGKATAN PERDAMAIAN DAN KERJASAMA DUNIA

Konferensi Asia Afrika menyatakan keyakinannya, bahwa kerukunan kerjasama yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut akan memberikan sumbangan yang berhasilguna bagi pemeliharaan dan peningkatan perdamaian dan keamanan internasional, sedang bekerjasama dibidang ekonomi, sosial dan kebudayaan akan membantu terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran semua.
Konferensi Asia Afrika menganjurkan agar kelima negara sponsor memikirkan penyelenggaraan konferensi berikutnya, setelah berkonsultasi dengan negara-negara peserta.